Stimulasi Pramembaca untuk Anak Usia Dini

Setelah pekan lalu Mimi menjawab kegalauan tentang perlu enggaknya anak masuk PAUD, kali ini saya mau berbagi tentang stimulasi pramembaca untuk anak usia dini. Saya bahasnya yang untuk anak dari usia 0 sampai 4 tahun ya, mudah-mudahan bisa membantu Mama Papa ngasih stimulasi untuk anak di rumah :)

Menurut Zero to Three (2003), perkembangan bahasa dan literasi (membaca dan menulis) dimulai di tiga tahun pertama kehidupan. Eits, bukan berarti di usia dini tersebut anak sudah bisa diajari "membaca" dan "menulis" seperti orang dewasa ya hehehe,. Stimulasi literasi untuk anak usia dini lebih menekankan pada perkembangan keterampilan membaca dan menulis secara bertahap sesuai tahap perkembangan anak lewat kesenangan membaca buku, interaksi anak dengan orang dewasa, dan pengalaman literasi yang kaya.

Menurut KidsHealth, ini dia beberapa milestones perkembangan membaca anak usia 1-3 tahun:

• Bisa mengidentifikasi objek yang ada di buku (menunjuk gambar sapi di buku saat ditanya "Mana sapi?")
• Menyebutkan nama benda dalam gambar yang familiar
• Menunjuk dengan jari untuk mengidentifikasi objek yang disebutkan
• Pura-pura membaca buku
• Menyebutkan atau melengkapi kalimat di buku yang sering dibaca
• Tahu judul buku dan mengasosiasikannya dengan gambar di sampul buku
• Membolak-balik halaman boardbook
• Punya buku kesukaan dan minta dibacakan buku itu berulang-ulang

Memberikan stimulasi pramembaca bisa diberikan sejak anak lahir. Untuk anak usia 0-4 tahun, NAEYC merekomendasikan kegiatan-kegiatan berikut ini:

• Membacakan buku pada anak. Sesi baca buku yang berkualitas terjadi saat anak merasa aman dan berpartisipasi aktif dalam sesi baca buku. Karena itu, waktu bacain buku untuk anak, orang tua bisa bertanya pada anak, meminta anak menceritakan kembali isi buku, dan menyebutkan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan isi buku. Obrolan bersama orang tua ini lah yang membuat kegiatan membaca buku semakin bermanfaat untuk anak :)
• Menunjukkan tulisan dan konsep-konsep tentang tulisan. Saat membaca, orang tua bisa menunjukkan bahwa dalam buku, yang menjelaskan ceritanya itu tulisan lho bukan gambar. Dengan membaca, orang tua juga menunjukkan kalau masing-masing bentuk yang tertulis tuh suaranya yang berbeda saat diucapkan dan bahwa membaca tulisan itu prosesnya dari kiri ke kanan dan atas ke bawah.
• Berkaitan sama poin barusan, menunjukkan konsep tulisan nggah hanya melalui buku lho! Membacakan tulisan di sekitar juga sarana belajar yang sangat baik. Label di barang, papan iklan, media cetak, semuaa deh pokoknya. Kalau lagi di perjalanan bisa seru ini, bacain plat mobil, plang di kiri kanan, dan lainnya. Di rumah, orang tua juga bisa menempel label nama-nama benda dan sering mengulang menyebutkannya ("Ini kursi", "Ini meja", dst).
• Memperkenalkan huruf. Mengenal huruf pastinya salah satu dasar untuk bisa membaca dong. Buku, poster, dan puzzle alfabet bisa jadi alternatif untuk menunjukkan bentuk-bentuk huruf dan bagaimana bunyinya pada anak.
• Bermain kata-kata. Misalnya dengan bernyanyi dan bersajak yang ada rimanya, main kata-kata (misalnya: Ayoo coba sebutkan, kata apa yaa yang depannya "ma"?)

Wah, ternyata kegiatan sehar-hari aja udah bisa jadi stimulasi pramembaca ya buat anak usia dini.. Nggak harus yang ribet-ribet hehehe.. 

Selamat membaca dan bermain kata-kata bersama anak ya, Mama Papa 😊

Referensi:

• KidsHealth. (t.t.) Reading Milestones. Diakses dari http://kidshealth.org/en/parents/milestones.html pada 21 Januari 2017.
• National Association for the Education of Young Children. (1998). Learning to Read and Write: Developmentally Appropriate Practices for Young Children. Young Children. July 1998, 53(4): 30-46
• Soebadi, A.. (2013). Perkembangan Literasi Anak. Diakses dari http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perkembangan-literasi-anak pada 21 Januari 2017
• Zero to Three. (2003). Early Literacy. Diakses dari www.zerotothree.org/brainwonders pada 17 Januari 2017